Ada Apa dengan Rumah Pasif ?
Istilah “pasif” semakin marak seperti halnya kata “hijau” belakangan ini. Tapi apakah kita tahu makna desain pasif? Pada dasarnya, inti dari green building atau bangunan hijau berada pada detail. Berikut adalah beberapa cara memahami kosakata dan makna yang tersirat dalam desain pasif.
Menurut Pendapat Umum
“Rumah ini dirancang dengan prinsip-prinsip tenaga surya secara pasif” yang berarti orientasi rumah dan penempatan jendela dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendapatkan panas melalui cahaya alami. Mungkin peneduh dari panas terik juga perlu dipertimbangkan. Inilah langkah pertama dan paling mendasar dalam mengurangi penggunaan energi dari sebuah rumah.
“Rumah ini dirancang dengan prinsip-prinsip Rumah Pasif” yang berarti arsitek dan kontraktor mengutamakan standar bangunan yang meminimalkan penggunaan energi. Istilah ini berasal dari bahasa Jerman “Passivhaus.”
“Rumah ini adalah Rumah Pasif bersertifikasi” artinya selain dirancang dan dibangun sesuai dengan standar Rumah Pasif, rumah ini juga telah berhasil melewati proses sertifikasi. Sertifikasi dikelola oleh berbagai badan di seluruh dunia. Awalnya adalah Institute Passivhaus di Jerman, yang masih dianggap kredibel secara global. Badan ini memiliki banyak organisasi mitra di seluruh Eropa. Sebagai contoh, di Italia, ada pekerjaan yang sedang berlangsung untuk memenuhi standar Rumah Pasif pada iklim Mediterania.
Badan pengelola sertifikasi terbesar di Amerika Serikat adalah Passive House Institute US, yang baru-baru ini berpisah dari organisasi Jerman untuk menangani Amerika Utara secara terpisah, dengan pertimbangan tertentu pada iklim regional.
Selain itu, sertifikasi yang paling terkenal di Amerika Serikat dan sejumlah negara lain di seluruh dunia adalah LEED for Homes, yang merupakan singkatan dari Leadership in Energy and Environmental Design. LEED adalah sertifikasi standar yang diakui untuk menilai bangunan sesuai dengan standar bangunan “hijau.”
LEED merupakan sistem penilaian yang sangat terstruktur, dikembangkan dan dikelola oleh US Green Building Council, yang berbasis di Washington DC. Sistem ini dirancang untuk mempromosikan desain dan pelaksanaan konstruksi yang meningkatkan manfaat sekaligus mengurangi dampak negatif lingkungan oleh bangunan serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penghuninya.
Pada sertifikasi LEED, poin diberikan atas dasar: pemilihan lokasi, penggunaan material daur ulang, dan konservasi energi dan sumber daya. LEED bergantung pada penilaian secara independen sehingga kontraktor tidak bisa begitu saja memberikan sertifikasi pada rumah yang mereka bangun sendiri. Akreditasi LEED juga memakan waktu dan biaya yang mahal sehingga tidak sedikit kontraktor yang berpikir bahwa hal tersebut hanya membuang-buang waktu dan uang saja.
Khusus untuk di Indonesia, sertifikasi bangunan hijau dikeluarkan oleh lembaga KONSIL BANGUNAN HIJAU INDONESIA atau GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA (GBC Indonesia) yaitu lembaga mandiri (non-government) yang berkomitmen penuh pada penerapan konsep bangunan hijau dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan.
GBC Indonesia mengeluarkan sertifikasi bangunan hijau yang dinamakan GREENSHIP dengan perangkat tolok ukur untuk menilai peringkat bangunan sesuai dengan pencapaian konsep bangunan ramah lingkungan. GREENSHIP dipersiapkan dan disusun oleh GBC Indonesia dengan mempertimbangkan kondisi, karakter alam serta peraturan dan standar yang berlaku di Indonesia.
Selain GREENSHIP, GBC Indonesia juga bekerja sama dengan IFC (International Finance Corporation), anggota Grup Bank Dunia, mengembangkan EDGE, yaitu sistem sertifikasi bangunan hijau untuk pasar yang sedang tumbuh. Piranti lunak EDGE dapat menyajikan biaya dan data spesifik, berdasarkan kondisi setempat.
Bagaimana cara kerjanya? Proses sertifikasi EDGE diawali dari tahap awal rancangan, ketika detail proyek dimasukkan ke dalam piranti lunak EDGE dan dengan berbagai fitur seleksi. Proyek harus memperoleh pencapaian standar EDGE sebesar 20% penghematan energi, air dan material dibandingkan standar praktik konstruksi pada umumnya. Apabila standar tersebut tercapai, proyek kemudian didaftarkan untuk memperoleh sertifikasi.
Negara-negara lain yang sudah mengikuti gerakan bangunan hijau juga memiliki sistem penilaiannya sendiri. Seperti misalnya Amerika Serikat memiliki LEED, Singapura memiliki Green Mark, dan Australia memiliki Green Star.
The Green Roof (Sumber: passivehouseinthewoods.com)
Jadi, apa sih sebenarnya standar Rumah Pasif ?
Bertentangan dengan kesan yang tersirat dari istilah tersebut, rumah pasif memiliki konotasi sesuatu yang bersifat malas. Rumah pasif adalah sebuah bangunan yang dirancang untuk memanfaatkan panas matahari yang masuk ke bangunan melalui jendela sehingga secara aktif dapat menghemat energi. Rumah Pasif dirancang secara khusus agar dapat beradaptasi dengan setiap musim untuk menjaga ruangan tetap nyaman dan sehat, tanpa menggunakan energi secara berlebihan.
Sebuah rumah yang dibangun dengan standar Rumah Pasif akan tetap nyaman melewati berbagai musim tanpa memanfaatkan pemanasan aktif atau sistem pendingin.
Standar sebuah bangunan pasif adalah hemat energi, nyaman, ekonomis, dan ekologis. Rumah Pasif bukan sebuah merk dagang, tetapi suatu konsep konstruksi yang dapat diterapkan oleh siapa pun dan telah melewati berbagai tes sertifikasi. Jadi, intinya Rumah Pasif lebih dari sekadar bangunan hemat energi.
Tergantung pada kondisi negara dan standar daerah setempat, sebuah proyek harus memenuhi batas penggunaan energi tahunan maksimum yang harus dipertimbangkan. Namun, sebagai standar umum, dibutuhkan sekitar 60 sampai 70 persen, kadang-kadang bahkan lebih, untuk penghematan energi dibandingkan pada bangunan konvensional.
Salah satu contoh Rumah Pasif (Sumber: freshome.com)
Desain masif. Desain bangunan pasif bertenaga surya dan lanskap hemat energi mendukung konservasi energi rumah pasif dan dapat menyelaraskannya dengan lingkungan sekitar. Para arsitek Rumah Pasif memulai dengan bentuk bangunan masif, dan sebagian besar desain mereka pada dasarnya berbentuk kotak. Hal ini dimaksudkan untuk mengikuti teknik-teknik bangunan pasif, yaitu mengurangi luas permukaannya, dengan jendela-jendela utama berorientasi pada jalur matahari untuk memanfaatkan panas matahari semaksimal mungkin.
Agar bangunan masif itu tidak terkesan kaku dan dingin, mereka menggunakan trik visual dengan memaksimalkan ruang-ruang outdoor dan menambahkan bukaan untuk mempercantik fasad. Namun, bangunan kotak yang masif ini merupakan inti yang paling penting dan dasar dari setiap konsep efisiensi.
The Kranichstein Passive House di Darmstadt (Sumber: greenbuildingadvisor.com)
Strategi kontrol. Di daerah dengan iklim tropis yang perlu mengurangi panas matahari secara berlebihan, baik dari sumber langsung ataupun dipantulkan, peneduh, pohon, pergola dengan tanaman merambat, taman vertikal, atap hijau, dan berbagai teknik lainnya perlu diterapkan untuk membantu mendinginkan bangunan pada suhu ekstrem.
Desain pasif dengan sistem peneduh (Sumber: daleckidesign.com.au)
Pada musim kemarau, kita dapat menggunakan peneduh dan memanfaatkan sudut matahari musim kemarau yang tinggi. Dengan cara ini kita bisa menghentikan matahari yang menerpa jendela, lantai dan dinding secara langsung, serta membantu mendinginkan bangunan.
Dapur pada Rumah Pasif (Sumber: hammerandhand.com)
Pencahayaan dan peralatan listrik. Untuk meminimalkan konsumsi energi, beragam teknik pencahayaan pasif dan aktif adalah solusi pertama yang dapat diterapkan di siang hari. Selain itu, panas juga dapat dihasilkan dari aktivitas rutin sehari-hari, seperti memasak, membersihkan rumah, menggunakan komputer, dan mengoperasikan semua peralatan rumah tangga.
Ventilasi mekanis pada Rumah Pasif (Sumber: brightmindedhome.blogspot.co.id)
Ventilasi mekanis. Ventilasi mekanis adalah salah satu solusi untuk menjaga udara dalam ruangan tetap segar dan menghangatkan udara yang masuk dengan pembuangan udara. Gunakan dehumidifier (alat yang dapat menghilangkan kelebihan kelembapan udara) untuk mempertahankan tingkat kelembapan yang sehat dan mencegah tumbuhnya jamur.
Isolasi mineral wool board pada Rumah Pasif di Colorado Rockie (Sumber: inhabitat.com)
Konstruksi kedap udara. Untuk daerah yang beriklim dingin, pastikan untuk meredam panas agar tidak melewati dinding bangunan dengan merancang selubung bangunan yang tertutup dan terisolasi. Isolasi mineral wool board adalah salah satu solusi yang efektif meredam panas dan sesuai dengan salah satu standar rumah pasif yaitu kedap udara. Tidak seperti LEED, standar Rumah Pasif tidak mengharuskan Anda menggunakan bahan-bahan alami atau daur ulang. Sertifikasi didasarkan pada kinerja konsumsi energi saja.
Pumpkin Ridge passive house by Hammer & Hand (Sumber: hammerandhand.com)
Tidak hanya dinding, lantai, dan atap harus terisolasi dengan baik, begitu pula dengan semua bukaan. Jendela berkualitas bagus adalah salah satu solusi yang membutuhkan biaya besar dalam Rumah Pasif, tetapi sangat berpengaruh besar pada penghematan energi. Kita dapat melindungi bangunan dengan isolasi sebaik mungkin, tetapi jika kita menggunakan jendela di bawah standar, semua panas akan keluar melalui kaca. Selubung bangunan, seperti halnya kulitnya, sangat kuat, tetapi juga merupakan titik terlemah suatu bangunan.
Blower Door Test standar untuk Rumah Pasif (Sumber: greenbuildingadvisor.com)
Uji kebocoran. Bukan hanya selubung bangunan yang secara konsisten terisolasi, tetapi Anda juga perlu menghindari kebocoran udara. Salah satu cara standar Rumah Pasif untuk memverifikasi tidak adanya kebocoran udara adalah dengan Blower Door Test, dengan cara seluruh rumah ditutup dan udara dipompa ke dalam. Sebuah alat ukur, seperti terlihat pada gambar, kemudian mengukur tingkat aliran udara relatif terhadap volume rumah. Tes seperti ini, serta simulasi energi, mengukur apakah sebuah rumah dibangun dengan standar Rumah Pasif.
Kenyamanan di bawah atap Rumah Pasif (Sumber: ecosmartshades.com)
Lolos sertifikasi. Apakah Rumah Pasif itu sah atau tidak jika tanpa sertifikasi resmi kini sedang menjadi bahan diskusi. Beberapa ahli yakin bahwa sertifikasi merupakan biaya tambahan dan terlalu berlebihan. Yang lain mengatakan sertifikasi menambah transparansi dan verifikasi pada seluruh proses, menjadikan semua orang bertanggung jawab pada tujuan yang ingin dicapai. Beberapa pemilik rumah merasa sertifikasi adalah bagian penting yang akan menambah nilai jual rumah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar